Wednesday, March 30, 2011

Mukjizat

 Pertanyaan hidup yang paling mendesak adalah :
Apa yang kau perbuat bagi
 orang lain?
 Martin Luther King Jr.

 Beberapa tahun yang lalu di wilayah Lower East
Side di New York terdapat
 sebuah shteibel kecil (rumah ibadah kecil).
Apabila sepuluh pria
berkumpul
 untuk sembahyang, ruangan itu menjadi ruangan
berdiri saja. (Dahulu
ruangan
 itu merupakan kedai tukang kunci; lagi pula,
berapa sich luas  tempat
yang
 dibutuhkan seorang tukang kunci untuk membuat
kuncinya?).

 Kedai tukang kunci tua itu telah kosong selama
bertahun-tahun, sampai
Rabbi
 Seigel pindah ke wilayah permukiman tersebut dan
bertanya kepada
pemiliknya
 apakah ia dapat menggunakan kedai yang kosong
itu bagi umatnya dan
ibadat
 keagamaan mereka. Ia berjanji akan mengosongkan
segera setelah
pemiliknya
 mendapatkan seorang penyewa. Pemilik itu, Morris
Rabinowitz, menyadari
 bahwa
 masyarakat Yahudi di permukimannya membutuhkan
tempat untuk berdoa,
tetapi
 ini adalah tahun-tahun depresi, dan jemaat
tersebut tak mampu
mengumpulkan
 cukup uang untuk menyewa bahkan sebuah ruangan
kecil semacam itu.

 Tapi, Rabinowitz adalah seorang pria yang baik
hati, dan ia mengizinkan
 orang -orang menggunakan ruangan itu. "Sampai
aku mendapatkan seorang
 penyewa," katanya mengingatkan mereka. "Lalu aku
terpaksa meminta kalian
 untuk pergi. Aku pun perlu mencari nafkah."

 Dan begitulah selama bertahun-tahun kemudian,
ruangan itu tetap tidak
 disewakan, dan jemaat tersebut berkumpul di situ
setiap pagi dan sore
untuk
 berdoa.

 Rabinowitz itu memiliki hati yang baik, dan suka
menolong orang lain.
 Celakanya, tahun-tahun depresi itu tidak
bersikap ramah terhadap
 Rabinowitz.
 Ia kehilangan sebagian besar harta rumah dan
pekarangan yang dimilikinya
 dan hanya beberapa saja yang tinggal, termasuk
shteibel kecil itu. Ia
 tinggal
 sendiri, dengan penghasilan yang amat sedikit.

 Pada suatu hari istri sahabat lamanya mendatangi
Rabinowitz untuk
 menjelaskan bahwa anak laki-lakinya telah
ditangkap dan bahwa dia
 membutuhkan $300 untuk menyewa pengacara.
 Maukah ia menolongnya? Rabinowitz pergi ke
banknya dan menanyakan
saldonya
 kepada kasir muda itu. Ia mempunyai $532. Ia
menarik $300 dan membawanya
 kepada wanita itu. Wanita itu mengucap syukur
kepadanya dan berjanji
untuk
 membayarnya kembali segera setelah ia mampu.
Rabinowitz tersenyum dan
 berkata "Dengarlah, kalau kau mendapatkannya kau
akan mengembalikannya
 kepadaku. Bukan sebelumnya!"

 Beberapa bulan kemudian sahabat yang lain
mendekati Rabinowitz dan
bertanya
 apakah ia dapat meminjamkan $500 untuk
perkawinan putrinya. Rabinowitz
 mengatakan ia tidak mempunyai uang sebanyak itu,
tetapi ia akan sangat
 gembira memberikan apa yang dimilikinya.

 Ia bergegas ke bank itu, mengisi formulir
penarikan, dan menyampaikannya
 kepada kasir,
 "Anda adalah kasir favoritku," katanya kepada
gadis muda itu.
 "Anda lihat, aku betul-betul butuh $500 untuk
menolong Rosen, tetapi
 berilah aku berapa saja yang tersisa di
rekeningku," katanya dengan
ramah.
 Gadis muda itu membalas tersenyum dan berkata,
"Tuan Rabinowitz, Anda
 memiliki $5.532 di rekening Anda."
 "Itu mustahil!" serunya. Gadis itu memeriksa
rekeningnya lagi dan
berkata,
 "Benar, saya tidak bohong. Anda memiliki $5.532
dalam rekening Anda."
 "Oke," kata Rabinowitz. "Kalau begitu, berikan
aku $500 yang diperlukan
 Rosen untuk pernikahan putrinya." Kasir itu
menyerahkan uang tersebut
 kepadanya, dan Rabinowitz pergi, masih amat
binggung. Ketika berjalan ia
 berpikir sendiri, "Barangkali Tuhan yang baik
hati itu telah membuka
 buku-buku mereka dengan paksa agar aku dapat
memiliki cukup banyak uang
 untuk Rosen. Siapakah aku ini kok mau
mempertanyakan jalan-jalan Tuhan?"

 Beberapa minggu kemudian, Rabbi dari shteibel
kecil itu datang kepada
 Rabinowitz. "Morris," ia berkata, "Aku tahu
segala sesuatunya tidak
 berjalan begitu baik bagimu akhir-akhir ini,
tetapi kami sangat
membutuhkan
 uang.
 Kau tahu keluarga Goldberg yang tinggal di sudut
seberang toko bahan
 makanan
 itu? Anak mereka harus segera dioperasi.
Dapatkah kau meminjamkan
 kurang-lebih $5.000 kepada mereka untuk
menyelamatkan nyawa anak
mereka?"
 Rabinowitz melenguh. "Aku tidak genap mempunyai
uang $5.000, tetapi aku
 akan memberimu apa saja yang kumiliki. Untuk
menyelamatkan nyawa seorang
 anak; apa lagi yang dapat lebih penting dari
ini?"

 Sekali lagi Rabinowitz pergi ke banknya. Ia
memberikan lembar penarikan
 kepada kasir favoritnya untuk menutup
rekeningnya."Anda tidak harus
menutup
 rekening Anda apabila Anda menghendaki $5.000,
Tuan Rabinowitz. Anda
 mempunyai $10.000 di rekening Anda." "Sepuluh
ribu dolar! Aku sudah
 berminggu-minggu tidak menabung!" teriak
Rabinowitz.
 Gadis itu memeriksa ulang dan tersenyum. "Anda
memang mempunyai $10.000
di
 rekening Anda."
 "Apakah Anda yakin?" tanya Rabinowitz. "Yakinkah
Anda? Aku tidak ingin
Bank
 ini mengejar-ngejar aku untuk mendapatkan uang
itu."Gadis itu memeriksa
 lagi
 dan bahkan menelpon manager bank tersebut. Ia
menegaskan bahwa rekening
itu
 berisi $10.000. Gadis itu memberi Rabinowitz
sebuah cek bank seharga
 $5.000,
 dan ia membawanya ke shteibel dan menyerahkan
cek itu kepada Rabbi.

 Tetapi Rabinowitz tidak pernah mengatakan
sepatah kata pun bagaimana
uang
 itu tampaknya tumbuh di rekening banknya.

 Beberapa waktu kemudian, seorang wanita tua
datang kepada Rabinowitz dan
 mengatakan kepadanya bahwa cucunya ingin menjadi
seorang dokter; ia
tidak
 mempunyai uang untuk membiayainya ke perguruan
tinggi. Rabinowitz
 tersenyum,
 "Marilah kita lihat apa yang terjadi dengan
rekeningku. Kalau aku
 memilikinya, uang itu milikmu." Ia pergi ke bank
itu, mendekati kasir
 favoritnya, dan meminta agar dia menutup
rekeningnya agar ia dapat
 memberikan berapa pun uang yang tersisa di
rekening itu bagi cucu wanita
 tua itu.
 "Bagus," kata gadis itu. "Apakah Anda
menghendaki seluruh jumlah
$25.000?"
 "Dua puluh lima ribu dolar!" katanya
terperangah. "Itu mustahil! Aku
tidak
 mengunjungi bank ini semenjak terakhir kalinya
aku menarik uang itu!"
Gadis
 itu menelpon manajer bank. Manager menegaskan
bahwa sisa saldo itu
betul.
 Rabinowitz menarik $24.000 dan segera membawanya
kepada wanita tua itu.
 "Aku mempunyai $1.000 yang tersisa," katanya
kepada wanita tua itu.
 "Kembalilah apabila kau membutuhkan lebih
banyak."

 Dan begitulah sepanjang hidupnya,
Rabinowitz-yang tidak mempunyai
keluarga
 dan tidak pernah menikah-terus melakukan
mukjizat-mukjizat kecil bagi
 teman-temannya di permukiman tersebut,
memberikan apa yang dimilikinya
 kepada orang-orang lain. Bukan untuk dirinya
sendiri.

 Tahun-tahun berlalu, dan ia menjadi rapuh. Anak
muda yang dibiayainya
 menyelesaikan sekolah kedokteran itu merawatnya
siang malam. Ketika
 Rabinowitz menjadi semakin parah, gadis muda
yang maskawinnya dibayar
 Rabinowitz itu merawatnya. Anak muda yang pernah
membutuhkan operasi
untuk
 menyelamatkan nyawanya itu sekarang menjadi
seorang pria, seorang bankir
 kaya yang mengusahakan apa saja yang dibutuhkan
Rabinowitz agar tidak
 kekurangan sesuatu.Gedung yang menjadi tempat
shteibel itu diberikan
kepada
 Rabbi, yang dengan bantuan Rabinowitz, yang
berhasil menghimpun cukup
 banyak
 uang untuk mengubah gedung itu menjadi sebuah
sinagoga yang indah dimana
 kaum beriman dapat berdoa setiap pagi dan malam.

 Jadi, hidup Rabinowitz berakhirlah.

 Dan bagaimana misteri rekening bank yang
bertambah itu?
 Gadis muda yang menjadi kasir kegemaran
Rabinowitz itu adalah putri
seorang
 pria yang dahulu pernah menghadapi kesulitan
keuangan yang serius.
 Rabinowitz telah menolong pria itu. Karena
memang sedang beruntung, pria
 ini, yang bukan orang Yahudi, membeli sebuah
lotere Irlandia dan menang
 berjuta-juta dolar. Ia menanamkan uang itu
dengan bijaksana dan
mempunyai
 lebih banyak daripada yang pernah diperlukannya.
Ketika ia menyadari
bahwa
 putrinya ingin terus bekerja di bank di mana
rekening Rabinowitz berada,
ia
 mempunyai ide. Ia mendepositokan satu juta dolar
di bank tersebut dengan
 perintah kepada putrinya untuk mengusahakan agar
rekening Rabinowitz
 senantiasa penuh. Dan karena Rabinowitz
senantiasa pergi ke kasir yang
 sama.
 Ia senantiasa mampu mengusahakan agar ada uang
di situ bagi keperluan
apa
 saja yang diminta oleh Rabinowitz.

 Rabinowitz meninggal dunia tanpa pernah
mengetahui salah satu dari hal
ini,
 dan sampai meninggal dunia pun, ia manganggap
kasir muda yang manis itu
 sebagai seorang malaikat yang menyamar, dikirim
untuk memberkati seorang
 pria sengsara yang kesepian ketika ia memberkati
orang-orang lain.

 Diceritakan kembali oleh Arnold Fine

0 komentar:

Post a Comment