Pertanyaan hidup yang paling mendesak adalah :
Apa yang kau perbuat bagi
orang lain?
Martin Luther King Jr.
Beberapa tahun yang lalu di wilayah Lower East
Side di New York terdapat
sebuah shteibel kecil (rumah ibadah kecil).
Apabila sepuluh pria
berkumpul
untuk sembahyang, ruangan itu menjadi ruangan
berdiri saja. (Dahulu
ruangan
itu merupakan kedai tukang kunci; lagi pula,
berapa sich luas tempat
yang
dibutuhkan seorang tukang kunci untuk membuat
kuncinya?).
Kedai tukang kunci tua itu telah kosong selama
bertahun-tahun, sampai
Rabbi
Seigel pindah ke wilayah permukiman tersebut dan
bertanya kepada
pemiliknya
apakah ia dapat menggunakan kedai yang kosong
itu bagi umatnya dan
ibadat
keagamaan mereka. Ia berjanji akan mengosongkan
segera setelah
pemiliknya
mendapatkan seorang penyewa. Pemilik itu, Morris
Rabinowitz, menyadari
bahwa
masyarakat Yahudi di permukimannya membutuhkan
tempat untuk berdoa,
tetapi
ini adalah tahun-tahun depresi, dan jemaat
tersebut tak mampu
mengumpulkan
cukup uang untuk menyewa bahkan sebuah ruangan
kecil semacam itu.
Tapi, Rabinowitz adalah seorang pria yang baik
hati, dan ia mengizinkan
orang -orang menggunakan ruangan itu. "Sampai
aku mendapatkan seorang
penyewa," katanya mengingatkan mereka. "Lalu aku
terpaksa meminta kalian
untuk pergi. Aku pun perlu mencari nafkah."
Dan begitulah selama bertahun-tahun kemudian,
ruangan itu tetap tidak
disewakan, dan jemaat tersebut berkumpul di situ
setiap pagi dan sore
untuk
berdoa.
Rabinowitz itu memiliki hati yang baik, dan suka
menolong orang lain.
Celakanya, tahun-tahun depresi itu tidak
bersikap ramah terhadap
Rabinowitz.
Ia kehilangan sebagian besar harta rumah dan
pekarangan yang dimilikinya
dan hanya beberapa saja yang tinggal, termasuk
shteibel kecil itu. Ia
tinggal
sendiri, dengan penghasilan yang amat sedikit.
Pada suatu hari istri sahabat lamanya mendatangi
Rabinowitz untuk
menjelaskan bahwa anak laki-lakinya telah
ditangkap dan bahwa dia
membutuhkan $300 untuk menyewa pengacara.
Maukah ia menolongnya? Rabinowitz pergi ke
banknya dan menanyakan
saldonya
kepada kasir muda itu. Ia mempunyai $532. Ia
menarik $300 dan membawanya
kepada wanita itu. Wanita itu mengucap syukur
kepadanya dan berjanji
untuk
membayarnya kembali segera setelah ia mampu.
Rabinowitz tersenyum dan
berkata "Dengarlah, kalau kau mendapatkannya kau
akan mengembalikannya
kepadaku. Bukan sebelumnya!"
Beberapa bulan kemudian sahabat yang lain
mendekati Rabinowitz dan
bertanya
apakah ia dapat meminjamkan $500 untuk
perkawinan putrinya. Rabinowitz
mengatakan ia tidak mempunyai uang sebanyak itu,
tetapi ia akan sangat
gembira memberikan apa yang dimilikinya.
Ia bergegas ke bank itu, mengisi formulir
penarikan, dan menyampaikannya
kepada kasir,
"Anda adalah kasir favoritku," katanya kepada
gadis muda itu.
"Anda lihat, aku betul-betul butuh $500 untuk
menolong Rosen, tetapi
berilah aku berapa saja yang tersisa di
rekeningku," katanya dengan
ramah.
Gadis muda itu membalas tersenyum dan berkata,
"Tuan Rabinowitz, Anda
memiliki $5.532 di rekening Anda."
"Itu mustahil!" serunya. Gadis itu memeriksa
rekeningnya lagi dan
berkata,
"Benar, saya tidak bohong. Anda memiliki $5.532
dalam rekening Anda."
"Oke," kata Rabinowitz. "Kalau begitu, berikan
aku $500 yang diperlukan
Rosen untuk pernikahan putrinya." Kasir itu
menyerahkan uang tersebut
kepadanya, dan Rabinowitz pergi, masih amat
binggung. Ketika berjalan ia
berpikir sendiri, "Barangkali Tuhan yang baik
hati itu telah membuka
buku-buku mereka dengan paksa agar aku dapat
memiliki cukup banyak uang
untuk Rosen. Siapakah aku ini kok mau
mempertanyakan jalan-jalan Tuhan?"
Beberapa minggu kemudian, Rabbi dari shteibel
kecil itu datang kepada
Rabinowitz. "Morris," ia berkata, "Aku tahu
segala sesuatunya tidak
berjalan begitu baik bagimu akhir-akhir ini,
tetapi kami sangat
membutuhkan
uang.
Kau tahu keluarga Goldberg yang tinggal di sudut
seberang toko bahan
makanan
itu? Anak mereka harus segera dioperasi.
Dapatkah kau meminjamkan
kurang-lebih $5.000 kepada mereka untuk
menyelamatkan nyawa anak
mereka?"
Rabinowitz melenguh. "Aku tidak genap mempunyai
uang $5.000, tetapi aku
akan memberimu apa saja yang kumiliki. Untuk
menyelamatkan nyawa seorang
anak; apa lagi yang dapat lebih penting dari
ini?"
Sekali lagi Rabinowitz pergi ke banknya. Ia
memberikan lembar penarikan
kepada kasir favoritnya untuk menutup
rekeningnya."Anda tidak harus
menutup
rekening Anda apabila Anda menghendaki $5.000,
Tuan Rabinowitz. Anda
mempunyai $10.000 di rekening Anda." "Sepuluh
ribu dolar! Aku sudah
berminggu-minggu tidak menabung!" teriak
Rabinowitz.
Gadis itu memeriksa ulang dan tersenyum. "Anda
memang mempunyai $10.000
di
rekening Anda."
"Apakah Anda yakin?" tanya Rabinowitz. "Yakinkah
Anda? Aku tidak ingin
Bank
ini mengejar-ngejar aku untuk mendapatkan uang
itu."Gadis itu memeriksa
lagi
dan bahkan menelpon manager bank tersebut. Ia
menegaskan bahwa rekening
itu
berisi $10.000. Gadis itu memberi Rabinowitz
sebuah cek bank seharga
$5.000,
dan ia membawanya ke shteibel dan menyerahkan
cek itu kepada Rabbi.
Tetapi Rabinowitz tidak pernah mengatakan
sepatah kata pun bagaimana
uang
itu tampaknya tumbuh di rekening banknya.
Beberapa waktu kemudian, seorang wanita tua
datang kepada Rabinowitz dan
mengatakan kepadanya bahwa cucunya ingin menjadi
seorang dokter; ia
tidak
mempunyai uang untuk membiayainya ke perguruan
tinggi. Rabinowitz
tersenyum,
"Marilah kita lihat apa yang terjadi dengan
rekeningku. Kalau aku
memilikinya, uang itu milikmu." Ia pergi ke bank
itu, mendekati kasir
favoritnya, dan meminta agar dia menutup
rekeningnya agar ia dapat
memberikan berapa pun uang yang tersisa di
rekening itu bagi cucu wanita
tua itu.
"Bagus," kata gadis itu. "Apakah Anda
menghendaki seluruh jumlah
$25.000?"
"Dua puluh lima ribu dolar!" katanya
terperangah. "Itu mustahil! Aku
tidak
mengunjungi bank ini semenjak terakhir kalinya
aku menarik uang itu!"
Gadis
itu menelpon manajer bank. Manager menegaskan
bahwa sisa saldo itu
betul.
Rabinowitz menarik $24.000 dan segera membawanya
kepada wanita tua itu.
"Aku mempunyai $1.000 yang tersisa," katanya
kepada wanita tua itu.
"Kembalilah apabila kau membutuhkan lebih
banyak."
Dan begitulah sepanjang hidupnya,
Rabinowitz-yang tidak mempunyai
keluarga
dan tidak pernah menikah-terus melakukan
mukjizat-mukjizat kecil bagi
teman-temannya di permukiman tersebut,
memberikan apa yang dimilikinya
kepada orang-orang lain. Bukan untuk dirinya
sendiri.
Tahun-tahun berlalu, dan ia menjadi rapuh. Anak
muda yang dibiayainya
menyelesaikan sekolah kedokteran itu merawatnya
siang malam. Ketika
Rabinowitz menjadi semakin parah, gadis muda
yang maskawinnya dibayar
Rabinowitz itu merawatnya. Anak muda yang pernah
membutuhkan operasi
untuk
menyelamatkan nyawanya itu sekarang menjadi
seorang pria, seorang bankir
kaya yang mengusahakan apa saja yang dibutuhkan
Rabinowitz agar tidak
kekurangan sesuatu.Gedung yang menjadi tempat
shteibel itu diberikan
kepada
Rabbi, yang dengan bantuan Rabinowitz, yang
berhasil menghimpun cukup
banyak
uang untuk mengubah gedung itu menjadi sebuah
sinagoga yang indah dimana
kaum beriman dapat berdoa setiap pagi dan malam.
Jadi, hidup Rabinowitz berakhirlah.
Dan bagaimana misteri rekening bank yang
bertambah itu?
Gadis muda yang menjadi kasir kegemaran
Rabinowitz itu adalah putri
seorang
pria yang dahulu pernah menghadapi kesulitan
keuangan yang serius.
Rabinowitz telah menolong pria itu. Karena
memang sedang beruntung, pria
ini, yang bukan orang Yahudi, membeli sebuah
lotere Irlandia dan menang
berjuta-juta dolar. Ia menanamkan uang itu
dengan bijaksana dan
mempunyai
lebih banyak daripada yang pernah diperlukannya.
Ketika ia menyadari
bahwa
putrinya ingin terus bekerja di bank di mana
rekening Rabinowitz berada,
ia
mempunyai ide. Ia mendepositokan satu juta dolar
di bank tersebut dengan
perintah kepada putrinya untuk mengusahakan agar
rekening Rabinowitz
senantiasa penuh. Dan karena Rabinowitz
senantiasa pergi ke kasir yang
sama.
Ia senantiasa mampu mengusahakan agar ada uang
di situ bagi keperluan
apa
saja yang diminta oleh Rabinowitz.
Rabinowitz meninggal dunia tanpa pernah
mengetahui salah satu dari hal
ini,
dan sampai meninggal dunia pun, ia manganggap
kasir muda yang manis itu
sebagai seorang malaikat yang menyamar, dikirim
untuk memberkati seorang
pria sengsara yang kesepian ketika ia memberkati
orang-orang lain.
Diceritakan kembali oleh Arnold Fine
skip to main |
skip to sidebar
Blog Archive
Entri Populer
-
Kita semua mengetahui bahwa sesungguhnya manusia itu tidak sempurna, segalanya memiliki kelebihan dan kekurangan. Maka, sebaiknya perbedaa...
-
Mungkin, salah satu penyakit paling kronis yang sudah menggerogoti kehidupan manusia di muka bumi ini adalah KEBOHONGAN. Kebohongan alia...
-
Francisco Dao is over it. He's been a part of the upstart tech scene for years, and he's seen art of the personal connection disa...
-
Hybrids and electric vehicles were just the beginning. Next up: the mushroom mobile. Ecovative Design , a startup in Green Island, N.Y., i...
-
Cerita singkat ini, ehmm.. lebih mirip uraian, telah banyak memberikan motivasi dan inspirasi. Ini bukan tulisan hasil pemikiran saya, say...
Blog Roll
Translate
Followers
Powered by Blogger.
0 komentar:
Post a Comment